aku adalah aku

aku adalah aku
pramuka adalah hidupku !!

Minggu, 20 Februari 2011

PERCAYALAH MENTARI BISA KAU GENGGAM #3

Aku makan dengan lahap. Masakan emak emang paling top. Selesai makan aku mendekati emak ingin membantu, tapi sebelum sampai di dekatnya ku dengar emak batuk lagi seperti hari2 sebelumnya .

"uhuuk . .uhuuk . ." . . Emak menutup mulut menggunakan baju daster lusuh yang di pakainya

"Mak tak kenapa napa ? " . . Ucapku khawatir ..

"mak tak apa-apa nak, cuma batuk biasa .. " mak tampak menutup-nutupi sesuatu

aku tetap khawatir dengan keadaan emak, aku sangat ingin membawany berobat, tapi mak selalu menolak dan mengatakan bahwa ia tak apa2.

"ada yang bisa rino bantu mak ???" aku memperhatikan emak yang sedang menumbuk udang-udang kecil.

"tolong kamu jemur ya terasi yang sudah selesai mak buat, setelah itu kamu pergi main saja. mak juga hampir selesai .. "

"baik mak " .. ucapku sambil membawa terasi-terasi buatan emak kedepan rumah dan menjemurnya di tempat yang telah mak buat dari rajutan daun kelapa yang disangga oleh kayu-kayu sehingga mendapatkan panas matahari yang cukup.



setelah selesai membantu mak, akupun berjalan menelusuri pinggiran pantai yang putih dan bercahaya di sinari terik mentari. angin yang berhembus sepoi dari arah laut membuatku semakin nyaman berjalan. deburan ombak halus serta umang-umang serta kepiting-kepiting kecil seolah encari perhatianku agar meliat aksi-aksi lucu mereka. aku selalu bersyukur kepada tuhan bisa tinggal di tempat seindah ini.



kakiku terus melangkah menelusuri pantai ke arah barat. aku tak tahu harus main kemana. siang-siang begini adalah waktu istirahat bagi teman-temanku anak-anak nelayan, kerana semalaman mereka harus melaut dan subuh harinya membongkar ikan-ikan tangkapan. teman-teman sekolahku tak ada yang tinggal di dekat sini. mana mungkin mereka mau berpanas-panasan seperti ini. palingan mereka sedang tidur siang atau bermain playstation diruangan yang berAC dirumahnya.



"byyyuuuuurrrrrr ... " terdengar suara sesuatu tercebur di balik batu karang, aku berlari mendekat dan ingin tahu. dari jarak dekat aku lihat seekor anak anjing lucu sedang tenggela meminta pertolongan, tanpa pikir panjang aku langsung nyebur dan menyelamatkan anak anjing tersebut dan membawanya ke atas.

"mau ngapain kamu ?? .. mau bunuh anak anjing aku ya ??" tuduh seseorang di belakangku, aku menoleh

"Bisma" ucapku kaget ..

"ggak .. aku cuma nolongin anjing kamu yang kecebur .. " jelasku

"ah udahlah .. " ia mendekatiku dan meraih anak anjingnya kemudian berlalu .

"dasar anak songong ,, " ketusku dala hati



#bersambung

PERCAYALAH MENTARI BISA KAU GENGGAM #2

Pak santo melanjutkan pelajaran biologi dan memerintahkan kami untuk membuka buku tentang persilangan gen pada tumbuhan dan hewan. Aku tak begitu konsentrasi, kehadiran bisma disampingku membuatku tak nyaman. Aku sesekali meliriknya, ia sibuk mencatat apa yg dijelaskan pak santo. Jika dilihat dalam keadaan jinak seperti ini ternyata bisma memang sempurna. Aku yakin banyak cewek" yg suka padanya dan aku juga yakin ia tak akan kesulitan bergaul disini.

Jam pelajaran pertama usai. Bel istirahat berbunyi, sebagian besar anak2 pada nongkrong di kantin. Tapi aku biasanya hanya sesekali atau bahkan jarang ke kantin, uang jajan yg hanya sedikit dari emak lebih baik aku tabung untuk masuk SMA nanti, karena sekarang aku telah kelas 3. Biasanya jam istirahat aku lebih suka menikmati tingkah semut" kecil yg berkeliaran di taman sekolah sambil membawa buku gambar dan pensilku. Aku memang sangat suka sekali menggambar.

Ketika aku meninggalkan ruang kelas dan menuju ke taman kulihat bisma sedang dikerumuni teman2 satu kelas yg ingin berkenalan. Kemudian ia dan geng ardi menuju ke kantin. Mereka memang terlihat cocok. Sama" berpenampilan anak orang gedongan.

"duua ar r . . Ayo ngelamunin apaan ? ?" . . Aku sangat kaget sampai2 buku gambar dan pensilkupun jatuh ketanah.
"wo ooii . . Apaan sih kamu bo, bikin jantungan aja ! " ucapku menampakkan wajah kesal pada bobo.
Bobo adalah sahabat terbaikku di sekolah ini. Ia berbadan gempal dan suka tersenyum. Ia satu2nya yg paling bisa mengerti aku. Ia dari keluarga yg berada, papanya adlah seorang pengusaha terkenal di daerah ini. Tapi bobo tak pernah sombong dan selalu tampil sederhana.
"kamu serius amat, lagi gambar apaan ? ? "
"belum juga sempat ngegambar, kamu udah ganggu ! !" . . Protesku karena ulahnya.
"udah deh aku minta maaf, ni aku beliin kamu burger ama minuman dingin " . . Bobo mengulurkan makanan dan minuman kearahku.
"makasi bobo cakep, kalo sering2 gini kan aku jadi makin saya ama kamu, , ahahaha . . . " candaku sambil memegang kedua pipi tembemnya.
"udah ah . . Apa2an sih bikin malu aja, udah buruan makan. Ntar keburu bel masuk " . . Bobo mengingatkanku .
"oh iya no, kamu keliatannya gag suka ya ama anak baru itu ?" . . Tanya bobo walaupun dia sudah tau jawabannya.
"iya bo, , aku kesal sekali ama dia, anaknya sombong !" ungkapku apa adanya.
"iya juga sih, kalo diliat memang gitu. Tapi dia cocok ama gengnya ardi. Sama2 songongnya" ujar bobo sambil tertawa kecil.
"ahahaha . . Iya bo" ujarku menimpali.

***

jam pelajaran sekolah telah habis. Terakhir adalah pelajaran agama dari bu Aminah. Aku benar2 bosan setelah bel pulang berbunyi aku langsung dgn secepat kilat keluar dari kelas.
"rino, , tunggu . . !" bobo memanggilku dari belakang.
"ada apa bo, aku capek ni mau cepat2 pulang "
"kamu pulang ama aku ya, sebentar lagi pak ali jemput "
"gag ah bo, aku jalan kaki aja " . . Aku menolak ajakan bobo dengan lembut.
"ayolah, kan capek kalo jalan kaki"
"gag kok bo . . Rumahku kan gag terlalu jauh dari sekolah" . . Aku tetap menolak ajakan bobo. Aku tak mau terlalu menerima kebaikannya. Aku takut orang2 berpikir kalau aku hanya memanfaatkan kekayaan bobo saja. Selagi kami sibuk berdebat kulihat bisma melewati kami dan memasuki mobil putih mewah yg telah menjemputnya.
"bobo . . Sampai ketemu besok " . . Aku berlari menjauhi bobo dan melambaikan tangan.

***

"assalamualaikum . . "
"walaikumsalam, eh anak emak udah pulang. Pasti capek ya, sana ganti baju dulu baru makan siang. Mak udah masakin kamu sup keran dan ikan asin, pasti kamu lapar kan ?" . . Emak memang sangat perhatian dan sayang padaku, biasanya jam segini emak udah pulang dari mengupas kerang dan dari siang dan sore hari mak biasanya membuat terasi dirumah.
"iya mak rino ganti baju dulu" . . Aku menyalami tangan emak yg semakin hari semakin kasar karena pekerjaannya.
Aku memasuki kamarku yg sempit dan tanpa hiasan apapun, hanya kasur usang dan lemari pakaian yg telah reot. Setelah mengganti baju aku menuju meja makan. Emak terlihat sedang menumbuk udang dan ikan2 kecil untuk di buat terasi.

Aku makan dengan lahap. Masakan emak emang paling top. Selesai makan aku mendekati emak ingin membantu, tapi sebelum sampai di dekatnya ku dengar emak batuk lagi seperti hari2 sebelumnya .
"uhuuk . .uhuuk . ." . .
"Mak tak kenapa napa ? " . . Ucapku khawatir .

*bersambung

Sabtu, 19 Februari 2011

"PERCAYALAH MENTARI BISA KAU GENGGAM # Part 1 "

Pengen nulis cerita, , walaupun jelek . .

Perkenalkan namaku Rino. Saat ini aku tengah duduk dibangku kelas 3 sebuah Smp di kampungku. Kampungku terletak di pesisis pantai sumatra. Sebuah daerah yg indah, disini aku bisa berlarian dipantai, berenang di tengah samudra, ataupun hanya sekedar mencari umang-umang di sebuah pulau yg belum berpenghuni.

Aku terlahir dari sebuah keluarga nelayan yg sederhana. Ibuku hanyalah seorang pembersih kerang. Setiap hari tugasnya adalah mengupas kulit" kerang dan mengumpulkan isinya, sedangkan ayahku telah meninggal ketika aku berumur 5 tahun. Aku ingat saat subuh itu orang" kampung mendatangi gubuk kami dan mengabarkan bahwa ayahku telah meninggal di telan oleh ganasnya gelombang samudra. Sampai sembilan tahun sudah kenangan itu selalu kuingat. Sekarang umurku 14 tahun, seorang anak yg mulai beranjak remaja. Aku mulai bisa berfikir dewasa, dan aku berjanji pada almarhum ayahku bahwa aku akan selalu menjaga emak.

Aku dilahirkan sebagai seorang anak tunggal. Sebenarnya aku kesepian, tanpa kakak ataupun abang dan tanpa kasih sayang ayahku. Tapi saat ini kasih sayang emak padaku bahkan kurasakan sangat berlebih.

Aku adalah anak yg sedikit bandel tapi cukup pintar. Mungkin ini disebabkan oleh latar belakang keluarga kami. Aku nakal karena mungkin butuh perhatian dan kasih sayang yg lebih, sedangkan aku pintar karena aku yakin hanya dengan kepintaranlah aku bisa terus bersekolah hingga sekarang. Tak banyak anak nelayan miskin yg punya nasib seberuntung diriku, aku berhasil masuk sekolah negeri favorit karena NIM ku sewaktu lulus SD sangat bagus. Oleh karena itu emak selalu bersyukur dan bertekad menyekolahkanku walaupun ia harus kera keras membanting tulang.

Aku tak tega melihat emak kerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Aku selalu membantunya mengupas kerang setelah shalat subuh hingga jam 7 pagi sebelum berangkat sekolah. Karena inilah aku sering terlambat kesekolah.
***
"rino ! ! . . Lagi" kamu terlambat " teriak bu nilam yg baru saja keluar dari ruang guru dan melihatku mengendap-endap di depan kelas, suasana sekolah telah hening dan anak2 telah berada di kelas.
"hehe . . Iya maaf bu " jawabku sambil menunduk memperlihatkan wajah bersalah.
"sudah sana ke kelasmu, pak santo sudah 5 menit yg lalu masuk" bu nilam memperingatiku.

Aku berjalan menuju kelas 3.6 yg letaknya di pojok. Aku agak ragu dan takut masuk ke kelas, karena ini bukan pertama kalinya aku telat. Akhirnya kuberanikan diri.
"assalamualaikum . ." ucapku di depan pintu.
"walaikumsalam, oh rino . . Bapak sudah menduga kamu telat " ujar pak santo tanpa ekspresi dan mungkin ia telah bosan menghukumku. Hm m m m , , di depan kelas kulihat ada anak baru yg berdiri di samping pak santo. Anaknya lebih tinggi dariku, putih dan cakep. Pakaiannya bersih dan rapi, terlihat jelas ia anak orang berada. Sangat jauh bila di bandingkan denganku. Aku selalu berpakaian dekil dan kumal, serta sepatu butut yg sudah robek. Memang seragamku tak pernah kuganti sejak aku masuk di kelas 1.
"rino kesini . . " panggil pak santo membuyarkan lamunanku
"iya pak . ." aku berjalan mendekat dan berdiri di samping anak baru itu .
"sekarang kamu wakilkan teman2mu untuk berkenalan dengannya . ." ucap pak santo sambil menatapku dan anak baru yg terlihat manja itu.
"rino . . " ucapku singkat dan menjulurkan tangan .
"bisma . ." ucapnya tak kalah singkat dariku, kelihatannya ia benar2 anak manja dan sombong. Ia hanya memegang uluran tanganku sedikit saja seolah-olah aku tak layak bersalaman dgnnya . .
"rino silahkan kamu ajak bisma duduk bersamamu " perintah pak santo .
"apa pak ? ? Anak manja ini duduk dgn saya " ucapku kaget dan tanpa sengaja mengeluarkan kata2 itu .
"siapa juga yg mau duduk ama anak dekil kayak lo . . " balas bisma tak kalah menyakitkan hatiku .
"sudah2 ayo kalian duduk atau saya usir keluar " tampak pak santo agak kesal dgn tingkah kami berdua.
"baik pak . . " jawab kami serempak walaupun ada nada tak ikhlas disana.

Aku menuju tempat dudukku di urutan ketiga diikuti bisma. Anto teman sebangkuku harus pindah kebelakang.
"liat tu, gara2 lo si anto jadi pindah kebelakang. Dasar perebut hak orang lain . ." ucapku ketika mendudukkan pantat dikursi.
"emang gua pikirin . ." jawabnya tanpa melihatku.
***
to be continued