aku adalah aku

aku adalah aku
pramuka adalah hidupku !!

Kamis, 08 Juli 2010

"Rindu" (sebuah cerpen)


hai burung-burung yang terbang keselatan, sampaikanlah rinduku padanya. karena kini sayapku telah patah, dan aku tak lagi seekor burung. aku hanyalah seseorang, tak lebih dari seseorang. hai burung-burung yang terbang keselatan. suatu saat sayapmu pasti akan patah, dan kau tak lagi seekor burung. kau hanyalah seseorang. tapi sampaikan dulu rinduku padanya sebelum kau benar-benar menjadi seeorang sepertiku.

seseorang tak berarti harus menjelma menjadi srigala. mungkin memang sayap kita telah patah tapi tak harus beralih menjadi jiwa yang baru. tetaplah menjadi seseorang dengan jiwa seekor burung. tak berarti sayap dihatimu akan patah jua. burung yang selalu terbang ceria dan bernyanyi la... la... la.. la.... sepanjang hidupnya. jiwaku seekor burung tapi ragaku tetaplah seseorang. seseorang yang tengah merindu.

rindu ini semakin menusuk ulu hatiku. setiap hari yang kubayangkan hanyalah dirimu. saat kumakan biji-biji padi itu kuingat dirimu. aku adalah seseorang tapi jiwaku adalah seekor burung maka dari itu aku tetap memakan biji-biji itu. setiap biji yang kukunyah dan kutelan terbayang raut wajahmu. walau otakku hanya sebesar otak burung tapi aku masih sanggup menyimpan memori tentangmu.

aku rindu. aku rindu saat dulu terbang bersamamu. apakah kini kau masih sanggup terbang ??, kau tak pernah memberikan kabar pada burung-burung yang kembali dari selatan itu. aku hany menunggumu penuh harap. kuingat dulu kau pernah berkata padaku "tunggu aku, suatu saat aku pasti akan pulang,,, aku pulang bukan sebagai seseorang. aku pulang sebagai seekor burung yang berhasil kembaili dari selatan.

detik, menit, jam, hari, minggu, dan tahunpun telah berlalu. tapi kau tak kunjung kembali. aku bosan terus menunggu. apakah harus kuterima ajakan bercumbu lelaki tua yang hanya menganggapku seeorang itu ?. ah,, sepertinya tak akan. karena aku sangat benci jika harus mencium aroma kematian yang keluar dari mulutnya. dia sudah tua dan renta. paling dalam tiga hari ini ia akan mati membusuk disangkarnya. sangkar yang dibaluti emas itu, tak berarti apa-apa.

aku memang masih sabar. akupun masih tidur disangkar ini. sendiri dan sepi. aku menantimu walaupun kau pulang hanya sebagai seseorang. karena aku sudah sangat merindukanmu hai kekasihku.

***

angin sore mengecup dedaunan yang berguguran disamping pohon beringin tua itu. aku tengah terduduk didahannya. karena semalam aku bermimpi kau akan pulang, sungguh mimpi yang nyata.

"hai kau wanita penyendiri !!"

panggil seekor kupu-kupu yang cantik jelita. tapi aku tahu hatinya busuk dan dia tak pernah tulus, aku selalu berhati-hati terhadapnya. karena setelah beranjak dari tempatku maka ia akan menceritakan aku pada semua serangga pencerita disana. ia pernah berkata bahwa aku adalah wanita gila karena aku selalu menantimu. tapi aku tak mempedulikannya.

"hey kau ,, aku mempunyai kabar untukmu !!. turunlah kau dari dahan itu dan melompatlah kedepanku "
kulihat wajahnya,, oh ternyata ia benar-benar ingin menyampaikan sesuatu.

"ada apa ???" tanyaku padanya.

"burung jantan atau seseorang yang kau nantikan itu telah mati. ia akan segera dibawa terbang dari selatan menuju kesini. ia ingin diantarkan padamu, aku juga tak tahu apakah benar mayatnya berkata seperti itu ??" ucapnya dengan ekspresi yang berlebihan.

serasa halilintar menyambar tepat diubun-ubun kepalaku. aku telah kehilangan dia. dia yang kurindukan selama ini telah mati, tapi kenapa ia bisa mati. bukankah ia telah berjanji akan kembali padaku. siapa yang harus kusalahkan, tuhan, dia, aku, ataukah burung-burung yang selalu hilir mudik keselatan itu.

aku menangis didalam sangkar sambil menekuk kedua buah kakiku. air mataku tak mau berhenti menetes. hatiku berdegub tak karuan. aku tak sanggup melihat peti itu masuk kedalam sangkarku. aku tak pernah menginginkan sebuah peti mati. aku hanya ingin dia, aku hany ingin kecupannya.

burung-burung dari selatan itu terbang menuju sangkarku. mereka membawa sebuah peti mati. aku tak sanggup melihatnya. tapi seekor kadal sahabat baikku meyakinkan bahwa aku harus melihatnya untuk terakhir kalinya. mereka membukakan peti itu untukku. "aku tak sanggup" ucapku lirih. "kau harus melihatnya !!" ucap mereka menghardikku. "baiklah" kuyakinkan hatiku ini.

kusingkap kain putih penutup wajahnya. ternyata ia mati dalam senyum. kulihat seluruh tubuhnya, sayap-sayap itu masih melekat dipunggung lelaki yang tak menjadi seseorang itu. ia menepati janjinya untuk pulang "BUKAN SEBAGAI SESEORANG"