aku adalah aku

aku adalah aku
pramuka adalah hidupku !!

Selasa, 04 Mei 2010

"Belajar menulis Cerpen" (Maap kalo jelek ,, PLIZZ Tulis kritikan yg membangun temand ...)


"Wandi,, akulah sahabatmu"

Sore itu mentari sedikit enggan menampakkan senyum indahnya, awan hitam masih terlihat berkumpul pertanda hujan tak akan kunjung reda. Udara dingin terasa begitu menusuk di setiap sudut ruangan di rumah yang tampak asri dan terawat di pinggiran gang itu. Suasana disekitar terasa sangat sepi, semua orang memilih berdiam diri di dalam rumah untuk menghangatkan diri. Dari jendela luar dapat terlihat bahwa pemilik rumah bercat hijau yang teduh itu sedang gelisah. Sudah satu jam ibu Ningrum si pemilik rumah mondar mandir tak karuan sambil memegang secangkir teh panas yang tak kunjung diminumnya. Tak jauh dari posisi ibu Ningrum, sekitar 1 meter tampak pak Ahmad suaminya juga tak dapat menutupi kegelisahannya. Raut was-was terukir pada wajah mereka berdua.
“assalamualaikum …….. !!” terdengar ucapan salam yang menggigil dari luar rumah .
“walaikumsalam” sahut ibu ningrum yang langsung beranjak untuk membukakan pintu. Ternyata yang dari tadi di khawatirkannya telah pulang dengan selamat walaupun basah kuyup dan kotor.
“andi kok kamu basah kuyup dan kotor begini ?, kenapa gak minta di jemput sama papa?, kan udah mama bilang kalau pulang sekolah itu gak boleh lewat dari jam 3 siang !, jadi begini kan ??” ibu ningrum langsung menembakkan peluru-peluru peringatan kepada anak bungsu tercintanya itu.
“maaf ma, tadi andi belajar dulu di rumahnya Mita jadi pulangnya kesorean. Trus pas dijalan kejebak hujan, mana gak ada angkot yang lewat lagi !. maaf ya ma,, gak bakalan terulang lagi kok. Janji !” begitulah rayuan maut si anak bungsu ini yang langsung meluluhkan hati ibu ningrum.
“ya sudah, sana gih kamu mandi. Trus kita makan malam. Ada yang mau mama bicarakan.”
“oke ma !”.
Jam dinding di ruang tamu menunjukkan pukul 19 lewat 20 menit. Pak Ahmad, Ibu Ningrum, dan Andi telah duduk di meja makan. Memang dirumah itu hanya mereka bertiga, 2 orang kakak Andi sedang melanjutkan kuliah di luar kota. Di tengah meja makan sudah terhidang berbagai masakan istimewa ibu ningrum . “ tumben ma masak sebanyak ini ??. Memang siapa yang mau ngehabisin !!”
“oh iya mama lupa, ini yang mau mama bicarakan sama kamu dari tadi.”
“memang ada apa sih ma ? ..” andi tampak bingung.
“itu loh tante Nia yang dari kalimantan tadi siang baru nyampe. Jadi hari ini dia mau makan malam bareng kita. Kamu tahu kan tante Nia ?”
Andi tampak memikirkannya “oooooo..o.o yang punya anak seusia Andi kan ma ?,, siapa namanya ??.. duh Andi lupa ???” sambil menggaruk garuk kepalanya.
“wandi” ibu ningrum membantu mengembalikan memori ingatan Andi.
“Tit… tit….tit…” terdengar bunyi klakson mobil dari luar pagar.
“biar papa saja yang buka pintu” sergah pak Ahmad.
Andi dan ibu Ningrum megikuti dari belakang.
“ya ampun mbak ningrum makin cantik aja !” nada bicara yang begitu bersahabat. Ya,, itulah tante Nia.
“kamu gak berubah ya ni, dari dulu paling senang muji orang “ cengir ibu nngrum.
“ah mbak ini,,, eh Andi ya ?? udah besar ya kamu sekarang !
Wandi ada di mobil tuh gak mau turun. Kamu ajakin masuk gih”
“mmmmm” senyum Andi sambil menuju ke mobil.
Andi berjalan menuju pintu belakang mobil yang terbuka. Terlihat disana wandi teman bermain masa kecilnya sebelum tante Nia pindah ke kalimantan karena papa andi dipindah tugaskan.
Andi sedikit mengingat kembali masa kecilnya. Saat dimana ia dan wandi berlarian di taman sambil menangkap capung yang waktu itu jumlahnya masih sangat banyak. Gak seperti sekarang yang udah hampir punah.”karena polusi kali ya “ batin Andi.
“wa..n.di..” panggil Andi dengan gugup.
“yaa..,,,!” terdengar sahutan kecil dari dalam mobil dan terlihat Wandi sedang menyika air matanya.
“ada apakah gerangan !!” pikir Andi. Tapi dia tak berani bertanya.
Andi hanya mengajak wandi masuk ke dalam rumah. merekapun melanjutkan acara makan malam bersama. dan Ternyata malam ini tante Nia dan Wandi menginap dirumah Andi.
Sudah tiga hari sejak kedatangan tante Nia dan Wandi, berarti sudah tiga hari pula mereka menginap di rumah Andi. Tapi sampai detik ini Andi belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Pertanyaan begitu banyak memenuhi kepalanya. Seolah-olah semua orang menyembunyikan sesuatu darinya.
Dan sampai saat inipun wandi tak pernah berbicara dengan Andi, meskipun dalam setiap kesempatan Andi selalu berusaha untuk mengajaknya bermain tetapi wandi hanya diam tak merespon.
Sore inipun Andi kembali mengajak wandi untuk bermain bola di lapangan belakang selahnya.
“wan ,,, ikutan main bola yuk ??” ajak Andi
Tapi seperti biasa wandi hanya diam seribu kata .
“??????????” Andi benar-benar tak mengerti.
Akhirnya Andi memutuskan untuk menuju lapangan bola sendiri karena dia tahu disana teman-temannya telah lama menunggu. Sepanjang perjalanan pikiran Andi selalu tertuju pada wandi. Karena rasa ingin tahu yang tak terbendung lagi akhirnya Andi ingin menyelidiki sendiri ada apakah sebenarnya dengan sepupunya itu.
Sepulang bermain bola Andi langsung berlari kedalam rumah. Tapi ketika didepan kamar mamanya langkah Andi terhenti. Di dalam sana terdengar isakan tangis tante Nia yang sedang serius bercerita kepada mamanya. Andi mendekatkan diri ke pintu dan menguping pembicaraan mereka, sayup-sayup Andi dengar..
“mbak ,,, rasanya saya sudah tak tahu harus berbuat apa ???.
Sejak ayahnya Andi meninggal dunia saya sudah tak punya apa-apa lagi, hanya sedikit harta peninggalan ayahnya yang dapat saya gunakan untuk meuka usaha disini” ungkap tante Nia
“menurut mbak sebaiknya juga begitu,, kamu harus mulai lagi dari awal”
“karena itu saya berniat menitipkan Wandi di rumah ini mbak ,, saya takut dia tak terurus karena kesibukan saya nantinya,, mbak ,, gag keberatan kan ??
“iyah gag apa-apa ,, disini kan juga ada Andi yang bisa jadi teman bermainnya wandi”
“makasih ya mbak sebelumnya !!”
Andi tak mendengarkan lagi percakapan itu, ia beranjak menuju kamarnya. Ternyata itulah teka-teki dibalik sikap wandi sahabat kecilnya dulu. Di dalam hati Andi bertekat bahwa ia akan selalu menjadi sahabat terbaik bagi wandi.

SELESAI

5 komentar:

reri saputra mengatakan...

^_^

Nikmatnya Hidup mengatakan...

jujur aja aku ga gt ngerti masalah cerpen, yang penting di asah terus pasti tar jadi mantap kawan...

restry mengatakan...

mav banget sebelumnya aku bukan orang yang juga paham tentang cerpen, namun kalo boleh aku mau memberi sedikit masukan.
satu hal yang aku gak ngerti adalah bagian endingnya..waktu baca awalnya ilustrasi keren tapi seiring aku membaca di akhir entah kenapa aku jadi tidak mengerti jalan ceritanya bagaimana.Bagian awal dan akhir menurutku kurang berkesinambungan.Mungkin akan lebih baik juga ketika penggunaan percakapan tidak terlalu banyak.

Ada satu referensi yang bagus untuk hal cerpen

blog sang cerpenis bercerita
punya mbak fanny

http://just-fatamorgana.blogspot.com/

mungkin bisa dapat pencerahan disana

:D
mungkin bisa mendapat pencerahan dari sana

Gema mengatakan...

cerpenmu pastinya lebih bisa dimengerti dari pada tulisanku hahaha.

Aku pikir menjalin satu kesatuan cerita dari awal sampai akhir itu sulit, apa lagi menjaga kehebohan cerita.

Film Hollywood sana aja, banyak yang heboh di awal tapi kemudian sepi di akhir.

Aku salah tebak, tadinya kirain Wandi mo dijodohin ama Andi hahahah

reri saputra mengatakan...

huaaaaaaaaaaaaaa ......
thnx kawand sarannya !!!

memanglah kurang pengalaman !!!